Perilaku Babysitter yang Tidak Wajar Saat Mengasuh Anak: Ini Tanda-Tandanya!

Perilaku babysitter yang tampak “baik-baik saja” belum tentu benar-benar aman untuk anak Anda. Banyak orang tua merasa sudah memilih pengasuh yang tepat, tetapi baru sadar ada yang janggal setelah anak mulai menunjukkan perubahan perilaku atau ketakutan tertentu.
Sebagai orang tua, Anda tentu tidak bisa 24 jam mengawasi. Namun, ada beberapa tanda-tanda halus namun penting yang bisa menjadi alarm bahaya. Artikel ini akan membahas perilaku babysitter yang tergolong tidak wajar saat mengasuh anak, agar Anda bisa bertindak sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
1. Anak Terlihat Takut atau Menarik Diri saat Bersama Babysitter
Salah satu sinyal paling awal adalah perubahan reaksi anak saat babysitter datang atau ditinggal bersama. Bila biasanya anak ceria, tapi tiba-tiba terlihat tegang, diam, atau bahkan menangis ketika ditinggal, jangan abaikan hal ini.
Bisa jadi anak sedang mengalami tekanan emosional atau merasa tidak nyaman. Sikap babysitter yang kasar, keras suara, atau suka membentak mungkin terjadi saat Anda tidak melihat. Dengarkan intuisi anak Anda—reaksi emosional anak sering lebih jujur dari kata-kata.
2. Babysitter Tidak Terbuka terhadap Pengawasan
Jika Anda ingin memasang CCTV dan si pengasuh langsung terlihat defensif atau menolak dengan alasan yang tidak masuk akal, Anda patut curiga. Babysitter yang menjalankan tugasnya dengan baik umumnya tidak bermasalah dengan transparansi.
Perlu diingat, babysitter yang tidak transparan terhadap pengawasan bisa menjadi indikasi bahwa ada sesuatu yang ingin disembunyikan. Entah itu cara berbicara, sikap terhadap anak, atau penggunaan gadget secara berlebihan saat bekerja.
3. Anak Sering Mengalami Cedera tanpa Penjelasan Jelas
Memar, lecet, atau pakaian rusak memang bisa terjadi saat anak bermain. Tapi jika insiden terjadi berulang dan penjelasannya tidak konsisten, Anda perlu lebih waspada. Apalagi jika babysitter tampak gugup atau menghindari pembicaraan tentang kejadian tersebut.
Kecerobohan, ketidaksabaran, atau kurangnya pengawasan bisa jadi penyebabnya. Yang paling penting adalah Anda mencari tahu apakah itu sekadar kecelakaan biasa atau ada pola yang mencurigakan.
4. Terlalu Sibuk Sendiri dan Tidak Tanggap terhadap Anak
Apakah pengasuh Anda lebih banyak menatap layar ponsel daripada memperhatikan anak? Atau terlihat lamban saat anak menangis dan meminta bantuan? Ini adalah bentuk kelalaian yang tak bisa dibiarkan.
Pengasuh anak idealnya hadir secara emosional dan fisik. Jika kehadirannya hanya “tubuh saja” tapi pikirannya di tempat lain, anak bisa merasa diabaikan dan tidak aman.
Jangan Tunggu Anak Bicara, Waspadai Tanda-Tanda Sejak Awal
Mempercayakan anak kepada orang lain memang penuh risiko. Tapi Anda bisa meminimalisirnya dengan lebih peka, aktif mendengar, dan berani bertanya. Ingat, anak sering belum mampu menyuarakan ketidaknyamanan mereka, jadi andalah mata dan telinganya.
Jika Anda ingin memastikan pengasuh di rumah memiliki keterampilan mengasuh yang tepat dan penuh tanggung jawab, segera daftarkan ke kelas pelatihan “Babysitting” dari School of ART. Di sana, mereka akan belajar cara merawat anak secara empatik, aman, dan sesuai standar profesional.
Recent Comments