5 Tips Sabar Hadapi Anak Tantrum Saat Ramadhan

Anak Tantrum saat Ramadhan bisa menjadi tantangan besar, terutama bagi seorang babysitter yang bertanggung jawab atas anak kecil yang sedang berpuasa atau ikut merasakan suasana ibadah. Tantrum terjadi ketika anak merasa frustasi, lapar, atau lelah, dan ini bisa meningkat saat perubahan rutinitas di bulan suci. Oleh karena itu, penting bagi babysitter untuk memiliki strategi efektif dalam menghadapi anak tantrum tanpa kehilangan kesabaran. Berikut lima tips terbaik untuk membantu Anda!
1. Pahami Pemicu Tantrum Anak

Setiap anak memiliki pemicu tantrum yang berbeda-beda, tetapi beberapa faktor umum selama Ramadhan meliputi rasa lapar dan haus, terutama jika mereka mulai belajar puasa. Selain itu, kurangnya tidur karena perubahan jadwal sahur dan tarawih juga bisa membuat mereka lebih mudah rewel. Anak-anak yang merasa bosan karena aktivitas sehari-hari yang terbatas juga lebih rentan mengalami tantrum. Ditambah lagi, kurangnya perhatian dari orang tua atau pengasuh yang sibuk beribadah bisa membuat anak merasa tidak dipedulikan, sehingga memicu ledakan emosinya.
Sebagai babysitter, penting untuk mengenali tanda-tanda awal tantrum agar bisa segera menanganinya sebelum berkembang menjadi ledakan emosi yang lebih besar. Dengan memahami pemicu ini, Anda bisa mengantisipasi dan memberikan respons yang lebih efektif.
2. Alihkan Perhatian dengan Aktivitas Positif

Ketika anak mulai menunjukkan tanda-tanda tantrum, mengalihkan perhatian mereka dengan aktivitas yang menyenangkan bisa menjadi solusi terbaik. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan membacakan cerita Islami yang menarik. Ini tidak hanya menghibur anak, tetapi juga memberikan nilai edukatif yang bermanfaat. Selain itu, mengajak anak bermain permainan ringan seperti menggambar, mewarnai, atau membuat kerajinan tangan bertema Ramadhan bisa membantu mereka lebih tenang.
Alternatif lainnya adalah mendengarkan musik atau nasyid yang menenangkan. Musik yang lembut dapat membantu anak merasa lebih rileks dan mengurangi emosinya. Bermain peran juga bisa menjadi cara efektif, misalnya berpura-pura menjadi koki dan “memasak” makanan sahur dengan mainan mereka. Dengan berbagai kegiatan yang menarik, anak akan lebih mudah melupakan penyebab tantrum dan kembali merasa nyaman.
3. Tetap Tenang dan Jangan Ikut Emosi

Saat anak tantrum, hal yang paling penting adalah tetap tenang. Jangan membalas dengan suara keras atau tindakan kasar, karena ini hanya akan memperburuk situasi. Jika Anda sebagai babysitter ikut terbawa emosi, anak justru akan semakin sulit dikendalikan. Oleh karena itu, tarik napas dalam-dalam dan hitung sampai lima sebelum merespons. Ini akan membantu Anda tetap terkendali dalam situasi yang menegangkan.
Beri waktu bagi anak untuk menenangkan diri tanpa memaksanya diam secara langsung. Gunakan suara lembut dan bahasa tubuh yang menenangkan agar anak merasa lebih nyaman. Jangan pernah membandingkan anak dengan anak lain, karena setiap anak memiliki cara sendiri dalam mengelola emosinya. Dengan tetap tenang, anak akan lebih mudah belajar bagaimana menghadapi emosinya dengan cara yang sehat dan positif.
4. Pastikan Anak Mendapatkan Istirahat yang Cukup

Kurang tidur adalah salah satu penyebab utama tantrum. Anak yang lelah cenderung lebih mudah marah dan rewel. Oleh karena itu, pastikan anak tetap memiliki waktu tidur yang cukup, meskipun jadwalnya berubah selama Ramadhan. Anda bisa menetapkan jadwal tidur yang konsisten, misalnya tidur lebih awal di malam hari agar tetap bisa bangun sahur tanpa merasa terlalu mengantuk.
Buat rutinitas tidur yang menenangkan, seperti membaca doa sebelum tidur atau mendengarkan cerita agar anak lebih rileks. Selain itu, ciptakan lingkungan tidur yang nyaman dengan pencahayaan redup dan suhu ruangan yang sejuk. Jika memungkinkan, biarkan anak tidur siang untuk mengimbangi kurangnya jam tidur malam. Dengan istirahat yang cukup, anak akan lebih tenang dan tantrum bisa diminimalkan.
5. Gunakan Teknik Komunikasi yang Efektif

Komunikasi adalah kunci dalam menghadapi anak tantrum. Gunakan teknik komunikasi yang positif agar anak merasa didengar dan dimengerti. Jangan menggunakan nada tinggi atau memarahi anak, karena ini hanya akan membuatnya semakin marah. Sebaliknya, gunakan kalimat sederhana dan jelas agar anak lebih mudah memahami apa yang Anda maksud.
Ajak anak untuk mengungkapkan perasaannya dengan bertanya secara lembut, misalnya “Kamu merasa lapar atau mengantuk?” Ini akan membantu anak memahami emosinya sendiri. Validasi perasaan anak dengan mengatakan, “Kakak tahu kamu sedang kesal, tidak apa-apa kalau merasa begitu.” Hal ini akan membuat anak merasa dihargai dan tidak diabaikan.
Selain itu, berikan pilihan kepada anak, seperti “Kamu mau menggambar atau mendengarkan cerita sekarang?” Dengan begitu, anak akan merasa memiliki kontrol atas situasinya dan lebih mudah diajak bekerja sama. Dengan komunikasi yang baik, tantrum bisa lebih cepat mereda dan hubungan antara babysitter dan anak menjadi lebih harmonis.
Baca artikel lainnya: Etika yang Harus Dimiliki Babysitter saat Mengasuh Anak di Rumah
Menjadi babysitter selama bulan Ramadhan memang memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam menghadapi tantrum anak. Namun, dengan kesabaran, pemahaman, dan strategi yang tepat, tantrum bisa diatasi dengan lebih mudah. Yang terpenting, tetaplah berempati dan selalu ingat bahwa anak-anak masih dalam proses belajar mengelola emosi mereka.
Sebagai orang tua atau majikan, memastikan babysitter memiliki keterampilan dan etika yang baik sangatlah penting untuk kenyamanan dan keamanan anak Anda. Dengan mendaftarkan babysitter ke kelas Babysitting dan Attitude & Manner di School of ART Cicana, Anda dapat membantu mereka meningkatkan profesionalisme dan kualitas dalam mengasuh anak. Hanya dengan Rp50.000, babysitter Anda bisa mendapatkan akses pelatihan selama 1 bulan penuh!
Berikan investasi terbaik untuk pengasuhan anak di rumah dengan babysitter yang lebih terampil dan terpercaya. Segera daftarkan babysitter anda sekarang!
Recent Comments