Bridging Innovation and Empowerment: Edukasi Cicana di Company Visit Nagoya 2025 bersama Tongali dan IBEKA

Cicana – Nagoya 2025 menjadi momentum penting dalam kolaborasi global, ketika inovasi bertemu dengan pemberdayaan. Program Company Visit, yang diinisiasi bersama Tongali—pusat pendidikan kewirausahaan di Jepang Tengah—dan IBEKA, lembaga penggerak ekonomi kerakyatan dari Indonesia, menghadirkan jembatan dinamis antara penelitian akademik, semangat wirausaha, dan pemberdayaan komunitas. Dalam sinergi ini, Cicana turut berperan dengan membagikan keahlian dalam bidang pemberdayaan tenaga kerja, khususnya dalam profesionalisasi pekerjaan rumah tangga melalui transformasi digital dan edukasi terstruktur.
Tongali: Penggerak Kewirausahaan Akademik di Jepang
Didirikan pada 2016, Tongali telah menjadi pusat penting dalam menumbuhkan bakat kewirausahaan di Jepang Tengah. Berbasis di Universitas Nagoya dan menaungi 25 universitas di kawasan tersebut, Tongali telah:
- Membekali lebih dari 8.200 mahasiswa setiap tahun dengan keterampilan kewirausahaan.
- Memfasilitasi pendanaan startup hingga $35 juta.
- Menghubungkan startup universitas dengan pemimpin industri dan jaringan global.
- Menyediakan layanan inkubasi, pendampingan, hingga akses fasilitas dan peralatan.
Misi Tongali adalah mengubah riset inovatif menjadi bisnis sukses, menciptakan nilai jangka panjang bagi mahasiswa, industri, dan mitra internasional.
IBEKA: Pionir Pemberdayaan Berbasis Kerakyatan
Yayasan Inisiatif Bisnis Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) berfokus pada pemberdayaan komunitas melalui pengembangan sumber daya lokal dan bisnis sosial berbasis kerakyatan. Misi IBEKA adalah meningkatkan potensi manusia, memperbaiki kualitas hidup, dan mendorong wirausaha sosial di akar rumput.
Dalam program Nagoya 2025, IBEKA memberikan pengalaman langsung berupa:
- Kegiatan komunitas desa di Panaruban, Ciater.
- Studi lapangan dan uji gagasan.
- Pertukaran budaya yang mengintegrasikan inovasi dengan pemberdayaan masyarakat.
Cicana: Mentransformasi Pekerjaan Rumah Tangga lewat Edukasi dan Digitalisasi
Sebagai narasumber strategis dalam Nagoya 2025, Cicana menyampaikan edukasi bagaimana teknologi dan pelatihan terstruktur mampu mengangkat sektor pekerjaan rumah tangga. Fokusnya mencakup rekrutmen, pelatihan, dan pemberdayaan pekerja dengan model berbasis keadilan dan transparansi.
1. Rekrutmen, Pelatihan, dan Pengembangan Kompetensi
Cicana menerapkan proses seleksi ketat dengan pelatihan menyeluruh, mencakup:
- Keterampilan komunikasi dan etika kerja.
- Manajemen rumah tangga (perawatan anak, lansia, memasak).
- Literasi digital untuk kebutuhan kerja modern.
Hasilnya, pekerja rumah tangga (ART) siap secara profesional sebelum ditempatkan, memberikan kualitas layanan yang terjamin sekaligus menjaga martabat pekerja.
2. Sistem Transparansi, Perlindungan, dan Keamanan Kerja
Cicana mengedepankan transparansi dengan perlindungan menyeluruh:
- Hak pekerja atas upah layak, waktu istirahat, dan tunjangan.
- Perlindungan hukum dari eksploitasi.
- Jaminan keamanan bagi pekerja dan keluarga pengguna jasa.
Hal ini memastikan pekerjaan rumah tangga diakui sejajar dengan sektor formal lainnya.
3. Model Bisnis & Kolaborasi Digital
Dengan model platform digital, Cicana membawa transparansi dalam operasional penempatan tenaga kerja. Inovasi yang dijalankan meliputi:
- Sistem pencocokan digital antara pekerja dan majikan.
- Manajemen kontrak online untuk kepastian hukum.
- Monitoring real-time terkait kinerja dan kesejahteraan pekerja.
Kerangka ini membuka peluang kolaborasi dengan startup teknologi dan inovator global, termasuk di Jepang.
Pengalaman Nagoya 2025: Belajar, Berbagi, dan Berkarya
Program tujuh hari (28 Agustus – 3 September 2025) menggabungkan edukasi, eksposur lapangan, dan pertukaran budaya. Beberapa agenda penting meliputi:
- Kunjungan perusahaan di Jakarta dan desa Ciater untuk melihat praktik pemberdayaan komunitas.
- Sesi demo dan diskusi mahasiswa bersama praktisi dan narasumber lokal.
- Workshop kolaboratif yang mempertemukan inovator Jepang dan Indonesia.
Sesi Cicana menjadi sorotan dengan menekankan pada perlindungan sosial, profesionalisasi pekerja, dan integrasi digital—sejalan dengan misi inovasi Tongali dan strategi pemberdayaan IBEKA.
Relevansi Global: Mengapa Nagoya 2025 Penting
Company Visit Nagoya 2025 bukan sekadar kunjungan akademik, melainkan inkubator ide global. Kolaborasi Tongali, IBEKA, dan Cicana menunjukkan sinergi tiga kekuatan utama:
- Inovasi akademik (Tongali).
- Pemberdayaan komunitas (IBEKA).
- Profesionalisasi tenaga kerja melalui digitalisasi (Cicana).
Dengan kekuatan ini, program ini menetapkan standar baru pembangunan berkelanjutan dan kewirausahaan sosial di tingkat global.
Membangun Masa Depan Pemberdayaan
Edukasi Cicana dalam Company Visit Nagoya 2025 menegaskan kekuatan kolaborasi lintas negara. Dengan Tongali sebagai penggerak inovasi, IBEKA sebagai jangkar pemberdayaan, dan Cicana sebagai pelopor transformasi tenaga kerja, inisiatif ini menunjukkan bagaimana pendidikan, teknologi, dan tanggung jawab sosial dapat menciptakan dampak nyata.
Melalui program ini, kita semakin dekat pada masa depan di mana inovasi memberdayakan komunitas, platform digital menjamin keadilan, dan kewirausahaan mendorong pertumbuhan inklusif.