Mencuci Piring jadi Higienis: ART Wajib Hindari 7 Kesalahan Ini!

Mencuci Piring jadi Higienis: ART Wajib Hindari 7 Kesalahan Ini!

mencuci piring

Mencuci piring adalah salah satu tugas utama Asisten Rumah Tangga (ART) yang penting untuk menjaga kebersihan dapur dan kesehatan keluarga. Meskipun terlihat sederhana, aktivitas ini sering kali dilakukan dengan cara yang kurang tepat tanpa disadari. Kesalahan kecil dalam mencuci piring bisa berakibat pada hasil yang kurang bersih atau bahkan menimbulkan risiko kesehatan. Untuk memastikan piring selalu bersih dan higienis, ART perlu mengetahui tujuh kesalahan umum berikut ini serta cara mengatasinya dengan benar.

Menggunakan Spons Cuci Piring yang Kotor

mencuci piring: spons cuci piring kotor

Spons cuci piring yang jarang diganti atau dibersihkan dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri. Spons yang kotor biasanya berbau tidak sedap dan warnanya berubah karena akumulasi sisa makanan. Jika digunakan terus-menerus, bakteri dari spons dapat berpindah ke piring, membuatnya tidak higienis meskipun sudah dicuci. Jika spons digunakan untuk mencuci piring berminyak dan tidak dibilas bersih, bau amis dari minyak sering kali tertinggal di spons. Akibatnya, bau tersebut berpindah ke piring atau gelas.

Bersihkan spons setelah digunakan dengan merendamnya di air panas dan perasan lemon. Ganti spons setiap seminggu sekali atau lebih sering jika digunakan intensif.

Tidak Membersihkan Tempat Sabun Cuci Piring

Tempat sabun cuci piring sering kali luput dari perhatian, padahal ini penting untuk menjaga kebersihan alat cuci. Sisa sabun yang menumpuk di tempat sabun cuci piring bisa mengeras, mengundang debu, dan menjadi tempat kotoran menempel. Hal ini berisiko mencemari sabun yang digunakan.

Saat ART menuangkan sabun cuci dari tempat yang kotor, sabun tersebut tercampur dengan debu atau kerak sabun yang sudah lama menempel. Jadi sebaiknya cuci tempat sabun cuci piring setiap minggu dan pastikan area ini selalu kering setelah digunakan.

Menggunakan Bahan Sabun Cuci Piring yang Tidak Sesuai

Sabun cuci piring dengan bahan yang tidak sesuai dapat menyebabkan residu berbahaya atau hasil cucian yang kurang bersih. Beberapa sabun mengandung bahan kimia keras yang bisa meninggalkan lapisan residu pada piring. Residu ini bisa berbahaya jika tertelan, terutama untuk peralatan makan anak-anak. Jika sabun cuci piring terlalu banyak busa tetapi sulit dibilas, sisa sabun sering tertinggal di gelas. Saat gelas digunakan, rasa atau bau sabun masih tercium.

Pilih sabun cuci piring dengan bahan yang ramah lingkungan dan aman untuk makanan, serta selalu baca petunjuk pemakaian. ART mungkin tidak mengerti secara mendalam tentang hal ini, jadi Buibu sebagai majikan bisa ikut mengecek dan memberikan arahan kepada ART.

Membiarkan Cucian Piring Menumpuk Terlalu Lama

Cucian piring menumpuk dapat menyebabkan noda membandel dan meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri. Piring yang tidak segera dicuci akan mengering dengan sisa makanan yang menempel, sehingga lebih sulit dibersihkan. Selain itu, tumpukan piring menjadi tempat yang ideal bagi lalat atau serangga lain.

ART yang membiarkan cucian piring semalaman biasanya harus menggosok ekstra keras ke piring dengan sisa saus atau nasi yang sudah mengeras. Segera cuci piring setelah makan atau atur jadwal mencuci piring secara berkala dalam sehari.

Baca Artikel terkait lainnya: Tips Ampuh Merawat Wajan Anti Lengket Agar Awet! (cicana.co)

Tidak Mengikuti Cara Mencuci Piring yang Benar

Cara mencuci piring yang asal-asalan bisa membuat hasilnya kurang bersih dan tidak higienis. Mencuci tanpa membuang sisa makanan terlebih dahulu atau langsung mencuci piring berminyak tanpa direndam dapat membuat spons cepat kotor dan piring tetap licin. Piring yang berminyak langsung dicuci tanpa direndam sering kali meninggalkan residu minyak, sehingga ART harus mencuci ulang piring tersebut.

Ikuti langkah mencuci piring yang benar: buang sisa makanan, gunakan air hangat untuk piring berminyak, dan bilas dengan air bersih hingga tidak ada busa tersisa. Urutan mencuci piring juga perlu diperhatikan, seperti mendahului alat minum baru alat makan dan alat dapur agar tidak meninggalkan bekas licin dan bau.

Menggunakan Air yang Tidak Sesuai Suhu

Suhu air memengaruhi efektivitas mencuci piring, terutama untuk membersihkan minyak dan noda membandel. Air dingin kurang efektif melarutkan lemak, sehingga piring yang berminyak tetap terasa licin meski sudah dicuci. Sebaliknya, air yang terlalu panas dapat merusak spons atau tangan ART.

ART yang mencuci piring dengan air dingin sering kali harus menggosok berkali-kali untuk menghilangkan minyak dari panci atau wajan. Jadi, gunakan air hangat untuk membersihkan piring berminyak, tetapi pastikan suhu air tetap nyaman untuk digunakan.

Tidak Membilas dengan Tuntas

Sisa sabun pada piring dapat menyebabkan masalah kesehatan jika tidak dibersihkan dengan baik. Sabun cuci piring yang tidak dibilas hingga bersih akan meninggalkan rasa pahit atau aroma kimia pada piring dan gelas. Ini tidak hanya mengganggu, tetapi juga berbahaya jika residu tertelan.

Gelas yang dibilas dengan cepat sering kali masih berbusa, dan saat digunakan, rasa sabun masih terasa pada air minum. Jadi ART harus astikan semua alat makan dibilas hingga tidak ada busa atau bau sabun yang tersisa.

Kesimpulan

Mencuci piring adalah tugas sederhana yang sering dianggap sepele, tetapi sangat penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan keluarga Anda. Dengan memahami dan menghindari tujuh kesalahan umum di atas, ART dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik dan memastikan dapur tetap higienis. Memberikan panduan dan dukungan yang tepat akan meningkatkan kualitas kerja ART sekaligus menciptakan lingkungan rumah yang nyaman.

Jika Anda ingin ART Anda lebih terampil dan profesional dalam menjalankan tugas rumah tangga, daftarkan mereka ke kelas Housekeeping di School of ART Cicana. Pelatihan online ini dirancang khusus untuk membantu ART meningkatkan keterampilan dan melayani keluarga dengan lebih baik. Informasi lebih lanjut, kunjungi School of ART.