3 Manfaat Stoikisme Dalam Menghadapi ART yang Sering Buat Masalah

Ketika kita berbicara tentang stoikisme, mungkin sebagian besar dari kita membayangkan filosofi kuno yang sulit diterapkan dalam kehidupan modern. Namun, stoikisme sebenarnya menawarkan prinsip-prinsip yang sangat relevan untuk membantu kita mengelola berbagai tantangan kehidupan sehari-hari, termasuk dalam menghadapi asisten rumah tangga (ART) yang sering menimbulkan masalah. Dalam artikel ini, kita akan membahas tiga manfaat utama stoikisme yang dapat membantu kita bersikap lebih bijak, tenang, dan produktif saat menghadapi situasi sulit dengan ART.
Apa Itu Stoikisme dan Mengapa Penting?
Stoikisme adalah filosofi Yunani kuno yang menekankan pentingnya pengendalian diri, ketenangan batin, dan penerimaan terhadap hal-hal yang berada di luar kendali kita. Dalam konteks menghadapi ART, stoikisme memberikan kita kerangka berpikir untuk mengatasi frustrasi, konflik, atau kekecewaan tanpa kehilangan keseimbangan emosional. Berikut Manfaat filosofi Stoikisme dalam menghadapi ART yang bermasalah
1. Mengelola Ekspektasi dengan Bijak

Stoikisme mengajarkan kita untuk fokus pada apa yang bisa kita kendalikan. Dalam hubungan dengan ART, salah satu sumber utama masalah sering kali berasal dari ekspektasi yang tidak realistis.
Dengan menerapkan prinsip stoikisme, kita dapat membedakan antara apa yang bisa dan tidak bisa kita kendalikan. Misalnya, kita bisa mengontrol bagaimana kita memberikan instruksi kepada ART, tetapi kita tidak bisa sepenuhnya mengontrol bagaimana mereka merespons. Hal ini membantu kita untuk lebih realistis dalam menentukan harapan terhadap kinerja mereka.
Selain itu, stoikisme mendorong kita untuk mengatur ekspektasi yang lebih sehat. Alih-alih berharap ART selalu sempurna dalam menjalankan tugas, kita bisa fokus pada komunikasi yang jelas dan memberikan pelatihan jika diperlukan. Dengan pendekatan ini, kekecewaan dapat diminimalkan karena kita menyadari bahwa kesalahan adalah bagian dari sifat manusia.
Sebagai contoh, jika ART lupa membersihkan suatu area rumah, kita bisa mengambil napas dalam untuk menenangkan diri. Daripada langsung marah, evaluasilah situasi dengan kepala dingin dan carilah solusi yang konstruktif. Pendekatan ini tidak hanya membantu menyelesaikan masalah, tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih harmonis.
2. Menjaga Ketenangan di Tengah Konflik

Ketenangan adalah kunci dalam mengelola konflik. Stoikisme mengajarkan bahwa emosi yang meledak-ledak hanya akan memperburuk situasi.
Dalam menghadapi konflik dengan ART, kita bisa mempraktikkan jeda sebelum merespons. Ketika merasa marah atau frustrasi, ambillah waktu sejenak untuk menenangkan diri. Dengan jeda ini, kita dapat berpikir lebih rasional dan mempertimbangkan dampak dari setiap respons yang kita berikan.
Salah satu prinsip yang diajarkan stoikisme adalah bertanya pada diri sendiri, “Apakah masalah ini akan tetap penting dalam seminggu atau sebulan ke depan?” Jika jawabannya tidak, maka tidak perlu membesar-besarkan masalah. Ini membantu kita untuk tetap fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.
Selain itu, empati memainkan peran besar dalam menjaga ketenangan. Cobalah untuk melihat situasi dari sudut pandang ART. Mungkin mereka menghadapi tantangan yang tidak kita sadari. Misalnya, jika ART terlambat datang karena alasan tertentu, tanyakan dengan tenang apa yang terjadi. Dengan pendekatan ini, kita bisa menemukan solusi bersama untuk mencegah keterlambatan di masa depan tanpa menciptakan ketegangan.
3. Meningkatkan Ketahanan Emosional

Stoikisme membantu kita menjadi lebih kuat secara emosional. Dengan prinsip-prinsipnya, kita diajarkan untuk menghadapi masalah dengan tenang dan rasional, sehingga dampak negatif dari situasi sulit dapat diminimalkan.
Salah satu cara stoikisme meningkatkan ketahanan emosional adalah dengan melatih diri untuk menerima ketidaksempurnaan. Kita harus menyadari bahwa dunia tidak selalu berjalan sesuai keinginan kita, termasuk dalam hubungan dengan ART. Dengan menerima kenyataan ini, kita bisa lebih mudah mengatasi rasa frustrasi.
Fokus pada hal-hal positif juga merupakan bagian penting dari stoikisme. Daripada terus-menerus memikirkan kekurangan ART, kita bisa menghargai kontribusi positif mereka. Misalnya, meskipun ART melakukan kesalahan, kita bisa mengingat bagaimana mereka telah membantu meringankan beban pekerjaan rumah tangga.
Selain itu, prinsip “amor fati” atau mencintai takdir mengajarkan kita untuk melihat setiap situasi sebagai peluang untuk belajar dan berkembang. Sebagai contoh, jika ART membuat kesalahan besar, seperti memecahkan barang berharga, gunakan situasi ini sebagai latihan untuk mengendalikan emosi. Dengan sikap ini, kita tidak hanya menemukan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah tetapi juga memperkuat diri secara emosional.
Penutup
Menghadapi ART yang sering membuat masalah bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan menerapkan prinsip-prinsip stoikisme, kita dapat mengelola situasi tersebut dengan lebih bijak dan tenang. Dengan mengelola ekspektasi, menjaga ketenangan di tengah konflik, dan meningkatkan ketahanan emosional, kita tidak hanya menciptakan hubungan yang lebih baik dengan ART tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Baca artikel lainnya: Tips Majikan: Seni Menyampaikan Kritik kepada ART dengan Tepat
Selain menerapkan filosofi Stoikisme, Buibu juga dapat mengambil langkah pencegahan untuk menghindari masalah dengan asisten rumah tangga (ART) melalui Kelas Attitude & Manner School of ART CICANA. Dalam kelas ini, ART akan mendapatkan pelatihan khusus untuk mengembangkan sikap dan tata krama yang baik dalam berinteraksi dengan majikan. Dengan pelatihan ini, hubungan antara majikan dan ART dapat menjadi lebih harmonis, sekaligus meminimalkan potensi konflik.T.
Reference:
Wibowo, A. S. (2019). Ataraxia: Bahagia Menurut Stoikisme. PT Kanisius.
Kodoati, M. C. (2023). Epikureanisme dan Stoikisme: Etika Helenistik untuk Seni Hidup Modern. Media: Jurnal Filsafat dan Teologi, 4(1), 91-102.
Recent Comments