4 Kesalahan Orang Tua Saat Pertama Kali Memakai Jasa Babysitter

4 Kesalahan Orang Tua Saat Pertama Kali Memakai Jasa Babysitter

cari jasa babysitter

Memakai jasa babysitter untuk pertama kali sering terasa seperti keputusan besar — dan memang begitu. Bagi banyak orang tua baru, ada rasa cemas, takut salah pilih, dan bingung bagaimana memastikan si kecil diasuh dengan cara yang benar. Namun, di balik semua persiapan, ada kesalahan-kesalahan kecil yang sering tidak disadari, justru berdampak besar pada kenyamanan anak dan babysitter itu sendiri.

Alih-alih hanya fokus pada usia atau pengalaman, orang tua perlu memahami dinamika kerja dan komunikasi dengan pengasuh. Karena hubungan antara orang tua dan babysitter bukan sekadar “pekerjaan”, tapi kolaborasi untuk menciptakan lingkungan tumbuh yang aman dan penuh kasih.

1. Terlalu Fokus pada Harga, Bukan Kualitas

Banyak orang tua berpikir babysitter yang mahal pasti lebih bagus, atau sebaliknya, yang murah lebih hemat. Padahal, gaji bukan satu-satunya indikator kemampuan. Babysitter berpengalaman bisa saja cocok di satu rumah, tapi tidak di rumah lain karena faktor komunikasi dan pendekatan yang berbeda terhadap anak.

Uji calon babysitter bukan dengan pertanyaan formal, tapi dengan simulasi nyata. Misalnya, minta ia menangani situasi saat anak rewel atau menolak makan. Dari sini, Anda bisa menilai empati, kesabaran, dan insting pengasuhan mereka — hal yang tidak terlihat dari angka gaji.

2. Tidak Menetapkan Aturan Sejak Hari Pertama

Kesalahan umum lainnya adalah membiarkan babysitter menebak-nebak apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di rumah. Akibatnya, terjadi miskomunikasi yang berujung pada rasa tidak nyaman di kedua pihak.

Sebagai orang tua, Anda perlu menyiapkan panduan sederhana tentang rutinitas anak, larangan, dan batasan tertentu. Namun, jangan buat daftar terlalu kaku. Sertakan juga ruang diskusi agar babysitter merasa dipercaya dan tidak hanya “disuruh”. Pendekatan terbuka ini justru membuat mereka lebih loyal dan peduli terhadap anak.

Baca Artikel terkait lainnya: Cari ART Momong atau Babysitter? Kenali Perbedaannya

3. Tidak Mengenalkan Babysitter dengan Lingkungan dan Kebiasaan Rumah

Kesalahan yang sering luput: babysitter baru langsung diserahkan tugas tanpa tahu seperti apa dinamika rumah tangga Anda. Mereka akhirnya bingung, serba salah, bahkan takut mengambil inisiatif.

Sebelum benar-benar bertugas penuh, kenalkan babysitter dengan pola harian anak, jadwal makan, waktu tidur, dan hal-hal kecil seperti cara menenangkan anak saat tantrum. Ceritakan juga kebiasaan keluarga yang mungkin unik — misalnya, anak hanya mau makan di kursi tertentu atau punya boneka kesayangan. Langkah sederhana ini bisa menghemat banyak salah paham di kemudian hari.

4. Mengabaikan Intuisi Anak dan Perasaan Babysitter

Banyak orang tua terlalu fokus pada CV atau pengalaman babysitter, tapi lupa mendengarkan “sinyal” dari anak. Anak yang tiba-tiba murung, gelisah, atau enggan ditinggal bersama babysitter bisa jadi sedang mencoba memberi tanda.

Di sisi lain, babysitter yang mulai tampak tidak bersemangat juga butuh perhatian. Jangan tunggu sampai mereka ingin berhenti. Tanyakan apakah ada hal yang membuat mereka tidak nyaman. Sikap empati ini justru menjadi kunci menjaga hubungan kerja yang sehat dan bertahan lama.

Jadi Orang Tua Bijak, Bukan Perfeksionis

Menjadi orang tua yang bijak saat pertama kali memakai jasa babysitter bukan tentang mencari yang sempurna, tapi membangun kepercayaan dua arah. Babysitter bukan sekadar tenaga kerja, tapi mitra yang ikut membentuk masa kecil anak Anda.

Jika Anda ingin menemukan jasa babysitter profesional dengan sistem rekrutmen yang transparan dan layanan yang aman, Cicana hadir sebagai solusinya. Konsultasi sekarang!